Selasa, 17 Juni 2014

CUKIL KAYU (XYLOGRAPHY)

Cukil kayu  ing: wood cut/ xilografi (xylography), adalah seni grafis paling awal yang telah lama  dilupakan, meskipun sebenarnya itu merupakan salah satu hazanah kebudayaan dunia. Teknik cukil kayu di China telah digunakan untuk mencetak gambar dan tulisan sejak abahttp/cukild ke-5. Sedangkan di Eropa teknik ini     berkembang pad tahun 1400an hingga hal serupa dimassalkan oleh Gutenberg.

Di Jepang cukil kayu yang dikenal sebagai Ukiyo-e, pernah mengalami kejayaan pada masa periode Edo (1600-1868 Masehi). Cetakan-cetakan tersebut berupa gambar fiksi yang banyak merekam kehidupan seputar dunia Geisha serta kebobrokan moral yang marak di jaman feodal Jepang saat itu. Dengan adanya Restorasi Meiji, sebagai respon atas tekanan Komodor Perry bersama Delegasi Amerika dalam Perjanjian Tanagawa (tahun 1854 M) untuk membuka pasar serta peradabannya. Maka, para interprenur barat kemudian memboyong tradisi seni Jepang ke dunia barat terutama ke Paris.

Setelah kedatangan mereka, produk-produk seni budaya termasuk tradisi cukil kayu membanjiri dunia barat terutama Paris yang menjadi pusat kesenian saat itu. Para pelukis beraliran Impresionis maupun post-Impresionis beramai-ramai menggunakan semangat, teknik ataupun efek teknik Ukiyo-e dalam berkarya. Di Eropa banyak pula seniman yang menggunakan media ini untuk berkarya serta menyuarakan pandangan sosial politiknya. Sebut saja Kathe Kolwitz yang begitu tajam dalam menggambarkan pergolakan politik di negaranya.Begitu pula di Indonesia. Cukil kayu sering berfungsi sebagai alat untuk memotret kondisi sosial,moral-politik yang ada. Penggunaan media cukil kayu pernah mengalami masa keemasannya ketika media ini diusung oleh Lembaga Budaya Kerakyatan Taring Padi yang berbasiskan mahasiswa-mahasiswa ISI (Institut Seni Indonesia).

SUMBER: http://oemahgores.blogspot.com/2013/03/cukilxylography.html

1 komentar: